Kelompok ikan ini tidak termasuk dalam kedua kelompok di atas. Sebanyak 155 jenis ikan termasuk ke kelompok ikan mayor yang tergolong ke dalam 23 famili. Beberapa famili yang termasuk dalam kelompok ini adalah Pomacentridae, Labridae, dan Apogonidae. Pomacentridae dan Labridae termasuk famili yang memiliki jumlah spesies terbanyak yang berhabitat di ekosistem terumbu karang. Dalam pengamatan ini, Pomacentridae dijumpai sebanyak 56 jenis, sedangkan Labridae 38 jenis.
Jumlah ini lebih banyak daripada jumlah kedua famili yang dilaporkan Du, Hu, dan Makatipu (2016) dari perairan Sulawesi Utara, yaitu Pomacentridae sebanyak 38 jenis dan Labridae sebanyak 25 jenis. Menurut Allen dkk. (2003), jumlah jenis famili Pomacentridae yang dapat dijumpai di Indo-West Pacific mencapai 321 jenis dan Labridae sebanyak 185 jenis. Dengan demikian, jumlah jenis Pomacentridae dan Labridae di perairan Kepulauan Togean berturut-turut 17,5% dan 20,5% dari jumlah jenis di Indo-West Pacific.
Umumnya, ikan-ikan dari famili Pomacentridae bersifat teritorial, yang memanfaatkan terumbu karang sebagai tempat tinggal untuk berlindung. Lebih lanjut, karena jenis dalam famili ini berukuran kecil dengan kelimpahan yang tinggi (schooling), mereka berperan penting dalam rantai makanan, terutama sebagai suplai makanan bagi ikan- ikan karnivora.
Jenis-jenis ikan Pomacentridae yang umum dijumpai di perairan Kepulauan Togean di antaranya Chromis ternatensis, Chrysiptera springeri, Amblyglyphidodon curacao dan Pseudanthias tuka. Selain penting dalam fungsi ekologi, banyak jenis ikan kelompok mayor yang dapat dimanfaatkan sebagai komoditas ikan hias.
Bentuk tubuh, warna, serta gerakan-gerakan renang yang menarik dan indah sangat menarik sebagai ikan hias untuk dipelihara di akuarium. Beberapa jenis yang berpotensi sebagai ikan hias tergolong dalam famili Pomacentridae, Labridae, dan Pomacanthidae.
Itulah beberapa jenis Ikan Karang di Perairan Kepulauan Togean yang menghiasi sekaligus menjadi kekayaan bawah laut Kepulauan togean. Ikan ikan ini perlu untuk di jaga kelestariannya bawah laut laut.
Namun demikian masih ada saja oknum masyarakat setempat yang tidak bertanggungjawab. hanya karena ingin keuntungan sesaat, mereka menangkap ikan menggunakan bius dan bom botol. Hal itu mereka lakukan dengan memastikan petugas lengah. Padahal kegiatan illegal itu, disadari atau tidak akan merusak kehidupan biota laut kepulauan togean yang nantinya menjadi langkah atau bahkan punah. Lalu apa yang diwariskan dengan anak cucu nanti ?
sebenarnya walaupun tidak ada yang namanya TNKT (Taman Nasional Kepulauan Togean) di kepulauan togean asal masyarakat sadar akan dampak kegiatan illegal itu maka, otomatis lestari alam togean. Oleh karena itu saya secara pribadi mengajak kepada masyarakat kepulauan togean agar melestarikan alam baik itu dilaut dan didarat. Karena togean adalah milik kita semua. Mari Kita Gelorakan Lagi Tagline “LESTARI ALAMKU JAYA TOGEANKU”.